Senin, 31 Oktober 2011

pilih pulau komodo sebagai 7 keajaiban dunia

MULAI hari ini hingga pekan depan, Panitia Pemenangan Komodo bersama Duta Besar Komodo Jusuf Kalla menggelar Pekan Vote Komodo Nasional. Kegiatan itu diharapkan mendongkrak perolehan voting Pulau Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Namun, di tengah gencarnya kampanye dan kian dekatnya pengumuman pemenang ajang New 7 Wonders of Nature pada 11 November 2011, berita miring muncul. Beredar kabar bahwa status keajaiban dunia yang dipegang New 7 Wonders tidak diakui.

Ketua Pendukung Pemenangan Komodo Emmy Hafild menyesalkan berita tersebut. "Itu terlalu mengada-ada. New 7 Wonders memang tidak ada hubungannya dengan UNESCO. Tapi, ia tercatat sebagai anggota PBB 
office of partnership di bawah Sekjen PBB. Jadi, posisinya ada di atas UNESCO," terang Emmy, kemarin.

Ia menilai ada pihak-pihak yang tidak senang jika nantinya Pulau Komodo berhasil memenangi kompetisi keajaiban dunia. Kemenangan Komodo, tukasnya, tidak hanya akan mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga membantu permasalahan sosial di Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti kemiskinan dan kelaparan.

Ia juga menyayangkan pemberitaan bahwa Pulau Komodo berada di peringkat ketiga dan masih kalah dari kadal air raksasa Malaysia. "Kadal air raksasa asal Malaysia tidak masuk 28 finalis. Itu 
hoax (kabar bohong)."

Pemerintah Provinsi NTT juga mengatakan tidak peduli dengan status Yayasan New 7 Wonders. "Bagi kita, komodo makin terkenal dan menarik banyak wisatawan," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya, kemarin.

Frans mengakui Yayasan New 7 Wonders telah berperan besar mempromosikan komodo. Fokus pemerintah dan masyarakat NTT, lanjutnya, ialah terus mempromosikan komodo, termasuk objek wisata lain di NTT.

Frans minta masyarakat Indonesia tidak terprovokasi oleh berbagai kabar yang berusaha menurunkan minat warga memberikan dukungan kepada komodo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar